Kamis, 12 Februari 2015

PERSATUAN UMAT ISLAM (Tadabur surat Ali Imran 103)


Petikan hikmah pengajian malam ini:


Pernahkah kita mendengar riwayat yang menyatakan bahwa ada satu diantara tiga doa Rasulullah SAW yang tidak dikabulkan oleh Allah??? Kita mendengar bahwa yang tidak dikabulkan itu adalah agar umat islam terbebas dari pertikaian antara sesama umat islam.

Pada pengajian malam ini ada tadabur yang menarik bagi saya pribadi, benarkan ada doa Rasulullah SAW yang tidak terkabul? padahal jangankan Rasulullah SAW, doa kita sebagai manusia biasa saja Allah jamin akan kabulkan, “Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60). Lalu kenapa doa sekelas Rasulullah SAW tidak dikabulkan?  
Maka dari sana munculah tadabur atas hadits diatas, makna yang tepat bukanlah di tolak melainkan doa tersebut di diamkan. Bukankah Allah SWT berfirman  "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai …” (Q.S Ali Imran 103). Bagaimana mungkin Allah memerintahkan kita untuk tidak bercerai berai sedangan mustahil persatuan terjadi jika benar Doa Rasulullah tersebut tidak dikabulkan. Tidak mungkin kita diperintahkan kepada sesuatu yang mustahil kita lakukan. Maka arti di diamkan disini adalah doa tersebut akan dikabulkan manakala syarat dan kondisi terpenuhi. Jadi selama kita belum memantaskan diri, menggenapkan kondisi, dan memenuhi syarat yang dimintai, maka selama itu pula persatuan umat mustahil terjadi.

Mari kita lanjutkan ayatnya “… dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103). Sebelum Rasulullah lahir terdapat suku Aus dan Khajraj yang kala itu saling bermusuhan, konon kisaran 400 tahun mereka seperti itu. Artinya sudah lebih dari 7 turunan mereka mempunyai kebiasan bertikai, berperang, dan tak mau saling mengenal antara satu dan lainnya hingga akhirnya Rasulullah mengutus Mushab bin Umair. Mushab bin Umair adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah sehingga dengan hanya melihatnya saja orang sudah yakin dengan apa yang akan beliau sampaikan. Sebelumnya Rasulullah bertanya kepada Mushab, perkataan beliau kurang lebihnya seperti ini : “Ya Mushab dengan apa engkau akan memutuskan perkara diantara dua kaum tersebut”, maka Mushab berkata “saya akan memutuskannya sesuai tuntunan dari Al-Qur’an”. Rasulullah bertanya kembali : “bagaimana jika engkau tidak mendapatinya di dalam Al Quran”. “Maka aku memutuskannya dengan sunnah dari mu” jawab Mushab. Mushab juga pandai berkomunikasi sehingga kaum Aus dan Khajraj bisa berdamain berdampingan.

Dari sini bisa kita tadaburi bahwa kita perlu mengutus atau mendelegasikan tugas-tugas kita kepada orang yang tepat baik itu dari segi fisiknya yang mumpuni (karna hal ini juga berpengaruh pada psikologis oranglain dalam memandang suatu hal) dan yang terpenting bagaimana orang yang kita delegasikan mempunyai kemampuan yang mumpuni. Jadi jangan memilih hanya karna alasan orang tersebut baik dan jujur, tapi yang terpenting pilihlah orang yang mampu dan mumpuni. Hal ini bukan hanya berlaku untuk urusan agama saja tapi juga berlaku di lingkungan organisasi bahkan dilingkungan bisnis sekalipun.   

Masih banyak sebenarnya hikmah yang ingin saya share dari pengajian malam ini. Dari bagaimana cara mengahadapi tipikal orang koleris, plagmatis, sanguis, dan melankolis. Hanya waktu sudah menunjukan pukul 24.45 saatnya memberikan hak kepada tubuh untuk beristirahat. Akhir kalimat dari saya:

Kala oknum-oknum, dari beberapa Organisasi keislaman saling sikut, saling caci, saling maki, saling benci, Alhamdulillah secercah harapan terlihat dari sikap guru-guru kita yang dengan sangat baik dan ramah menasehati tanpa menggurui, tak ada rasa benar sendiri, saling memberikan solusi, saling memahami, saling mengerti, saling mencintai karena Allah. Dan sosok-sosok Mushab masa kini tercermin dari gurunda kita Ustadz Firanda dari Salafi, Ustdaz Felix Siaw dari HTI, dan Ust Salim A Fillah dari Tarbiyah. Mari kita tauladani mereka, walau mereka berbeda organisasi keislaman tapi tak menjadi halangan mereka saling dukung dan saling sanjung tak seperti kita yang lebih senang saling tikung. Mudah-mudahan masih banyak ustadz-ustadz lainnya seperti mereka sehingga persatuan bukan hanya mimpi karena harapan itu akan selalu ada.  

Mohon maaf jika terjadi salah ketik dan salah pengejaan karena mata sudah 5 watt , ngantuk dan artikel ini dikerjakan dalam cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya (40 menit)

Satu Hal praktis yang bisa menjadi solusi kita yaitu sabar dan Do’a, seperti Aid Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan  “Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah”.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).   

Akhir kalam mari kita berdoa : Robbi Sohri Sodri Waya Sirli Amri Wahlul Udatal Milisani Yafkohu Kaouli

Salam Persatuan…
~Hanya sebatas tadabur dari orang yang tak paham ilmu~

~sangat besar kemungkinan salahnya maka jangan dijadikan rujukan utama yah ;)~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar